Minggu, 12 Februari 2017

Olah Raga Judo

Olah Raga Judo


Olah Raga Judo. Olahraga bela diri ini terkenal di negara Jepang pada awal abad ke-12 dengan nama jujitsu sebagai seni bela diri khusus kaum militer, dalam rangka menghadapi pasukan samurai. Pada abad ke-17, yaitu periode Kaisar Tokugawa, judo terkenal sebagai olahraga bela diri untuk membentuk watak kepribadian seseorang. Pada tahun 1877, seorang bernama Jigoro Kano dapat memperbaiki teknik-teknik jujitsu menjadi judo, ”Ju” berarti lembut atau halus, dan ”Do” berarti cara atau jalan.
Perkembangan judo di Indonesia dimulai pada tahun 1949 oleh seorang Belanda J. Dick Schilder dengan perkumpulan Judo Jigoro Kano Kwai di Jakarta, Medan, Surabaya, Solo, dan Bandung. Pada tanggal 25 Desember 1955, berdiri organisasi PJSI, yaitu singkatan dari Persatuan Judo Seluruh Indonesia.

Perlengkapan Judo















a. Ruang latihan (dojo)
Ruang untuk latihan yang dilapisi matras.
b. Pakaian judo (judogi)
Pakaian berwarna putih terdiri atas tiga bagian, yaitu baju (umagi), celana (shitabaki), dan sabuk (obi).
A.Warna sabuk
Remaja di bawah 16 tahun.
1. KYU 5 = sabuk kuning;
2. KYU 4 = sabuk oranye;
3. KYU 3 = sabuk hitam;
4. KYU 2 = sabuk biru;
5. KYU 1 = sabuk cokelat.
Taruna usia 16–20 tahun (putra), 16–19 tahun (putri) dan dewasa/senior.
1. KYU 5–4 = sabuk biru;
2. KYU 3–1 = sabuk cokelat;
3. DAN 1–5 = sabuk hitam;
4. DAN 6–8 = sabuk merah putih/hitam;
5. DAN 9–10 = sabuk merah atau hitam.

B.Teknik Dasar Judo
a. Penghormatan (Rei)
Penghormatan (rel) dalam teknik dasar judo dilakukan:
1. Pada sikap berdiri
  • Sikap tegak berdiri.
  • Membungkukkan badan ke depan.
  • Teknik Dasar Judo
    a. Penghormatan (Rei)
    Penghormatan (rel) dalam teknik dasar judo dilakukan:
    1. Pada sikap berdiri
    • Sikap tegak berdiri.
    • Membungkukkan badan ke depan.
    2. Pada sikap duduk (zarei)
    • Berdiri tegak.
    • Kaki kiri dimundurkan, lalu berlutut.
    • Kaki kanan diturunkan ke belakang, berlutut dengan kedua lutut dan jari-jari diluncurkan ke belakang.
    • Bungkukkan badan ke depan, kedua tangan di matras.
    3. Sikap berdiri biasa (shizentai)
    • Shizen-hontai: berdiri rileks, kedua kaki dibuka, ibu jari kaki keluar, pandangan ke depan.
    • Migi-shizentai: kaki kanan di depan ± 30 cm.
    • Hindari-shizentai: kaki kiri di depan ± 30 cm.
    4. Sikap bertahan
    Berdiri dengan kaki dibuka ± 60 cm, kedua lutut ditekuk.
    Macamnya:
    • Jogu-hontai: berdiri tegak, lutut ditekuk, panggul direndahkan, berat badan ke tengah.
    • Migi-jigotai: kaki kanan dimasukkan ke depan.
    • Hindari-jigotai: kaki kiri dimasukkan ke depan.
    5. Pegangan (kumikata)
    Pada sikap shizentai atau jigotai, tangan kiri memegang tangan kanan judogi lawan, tangan kanan memegang kerah (lapel). Kekuatan pada jari kelingking dan jari manis.
    6. Sikap langkah (shintai atau hakobi-ashi)
    • Langkah biasa (ayumi-ashi), pada saat melangkah, telapak kaki tidak boleh diangkat dari lantai, tetapi agak sedikit menyeret di lantai.
    • Sambung langkah (tsugi-ashi), yaitu gerakan melangkah ke depan, ke belakang, samping kiri, samping kanan, serong kiri, dan serong kanan.
    7. Gerak memutar (tai-sabaki), yaitu teknik memutar badan.
    • Mae-sabaki: kaki kiri ke depan, kaki kanan diputar searah kaki kiri.
    • Ushiro-sabaki: kaki belakang mundur dan kaki yang lain diputar searah kaki pertama.
    • Mae-mawas-sabaki: kaki maju silang ke depan dan kaki yang lain ditarik berputarke belakang.
    b. Menghilangkan keseimbangan (kuzushi)
    Kuzushi adalah cara menghilangkan keseimbangan tubuh lawan sehingga memudahkan bantingan.
    c. Sikap melempar yang baik (tsukuri)
    Tsukuri adalah hubungan posisi badan terhadap posisi badan lawan.
    d. Teknik (kake)
    Dalam pelaksanaannya harus ada keseimbangan dan berkelanjutan.
    e. Teknik jatuh (ukemi-waza)
    • Tangan diangkat setinggi pundak, kedua tangan menghadap ke bawah.
    • Jatuhkan badan ke belakang, badan dibulatkan.
    • Seluruh badan di matras, kedua tangan menepuk tatami dengan keras membentuksudut 30o.
    • Jatuh samping (yoko ukuni); posisi tidur.
    • Jatuh samping posisi jongkok; angkat tangan kiri setinggi pundak, tangan kanan memegang perut.
    • Jatuh samping posisi berdiri; badan tegak, tangan kanan diangkat.
    3. Teknik Judo
    Teknik judo terdiri atas:
    • Nage waza : teknik melempar;
    • Katame waza : teknik bergumul;
    • Atemi waza : teknik menyerang kelemahan lawan.
    C.Peraturan pertandingan
    • Pertandingan judo diadakan antara perorangan dan juga beregu. Beberapa kompetisi membagi pertandingan menjadi 8 kategori, berdasarkan berat tubuh. Kompetisi lain membagi pertandingan berdasarkan tingkatan dan, umur, dan lain-lain. Ada juga yang tidak mengenal pembagian apapun.
    • Satu pertandingan judo berlangsung selama 3-20 menit. Pemenang ditentukan dengan jalan judoka pertama yang meraih satu angka, baik dengan bantingan maupun kuncian. Jika setelah waktu yang ditentukan tidak ada pemain yang memperoleh satu angka, pemain dengan nilai lebih tinggi menang atau pertandingan berakhir seri.
    Judo, sebagaimana olahraga lain dari Jepang, diselenggarakan dengan penuh tata krama. Kedua judoka membungkuk memberi hormat satu sama lain pada awal dan akhir pertandingan.

    D.Awal pertandingan
    Judoka menghadap satu sama lain, meluruskan telapak kaki mereka di belakang garis masing-masing di tengah-tengah arena dan berdiri tegak lurus. Lalu mereka saling membungkuk pada saat yang sama. Kemudian mereka maju satu langkah, diawali dengan kaki kiri, dan berdiri dengan posisi kuda-kuda alami (shizen hon tai). Sang juri atau wasit lalu berkata "Mulai" (Hajime) dan pertandingan pun dimulai.

    E.Akhir pertandingan
    Kedua judoka kembali dalam posisi kuda-kuda alami dan menghadap satu sama lain satu langkah di depan garis mereka masing-masing. Juri kemudian mengumumkan hasil pertandingan, dan kedua kontestan mundur selangkah ke belakang garis dimulai dengan kaki kanan. Mereka lalu membungkuk lagi dan keluar dari arena.

    F.Sistem penilaian
    1. Satu angka (ippon) dapat diperoleh dengan jalan:
    2. Bantingan (nage waza): Jika judoka dapat mengungguli teknik lawan dengan membantingnya dengan tenaga dan kecepatan dengan punggung membentur lantai terlebih dahulu.
    3. Kuncian (katame waza): Jika judoka berhasil mengunci lawan sehingga ia mengucapkan kata "Aku menyerah!" (maitta), atau menepuk lantai dua kali dengan tangan atau kaki, pingsan, atau jika kuncian tersebut berlangsung paling sedikit 30 detik (osae waza) dan diumumkan bahwa pertandingan berakhir (osae komi)
    4. Setengah angka (waza ari) dapat diperoleh dengan cara:
    5. Bantingan: Jika teknik judoka cukup bagus namun tidak sampai layak untuk menerima angka penuh.
    6. Kuncian: Jika judoka berhasil mengunci lawannya selama paling tidak 25 detik.
    7. Dua waza ari berarti satu angka, namun setengah angka saja tidak cukup untuk menentukan seorang pemenang, maka oleh para perancang pertandingan dibuatlah sistem angka tambahan.
    Tambahan (yuko dan koka) yang tidak peduli berapapun tidak akan mengungguli satu 'Setengah-angka', namun dapat menjadi penentu jika masing masing judoka memperoleh nilai yang sama (1W1Y0K - 1 Waza dan 1 Yuko menang melawan 1W0Y9K - 1 Waza dan 9 Koka). Angka tambahan ini diperoleh jika teknik yang diperagakan tidak cukup bagus untuk memperoleh nilai setengah (yuko) atau tidak cukup bagus untuk memperoleh yuko (koka). Tidak jarang suatu pertandingan ditentukan dengan banyaknya yuko dan koka yang diperoleh (karena satu angka otomatis menang dan dua setengah-angka juga otomatis menang)

    Jika jumlah nilai yang diperoleh kedua judoka sama, maka kadang-kadang suatu pertandingan menggunakan sistem pemungutan suara antara kedua hakim sudut dan juri (dengan total tiga suara).

    Arena Judo
    Dalam latihan Judo diperlukan suatu ruangan khusus yang disebut Dojo.Luasnya tidak boleh kurang dari luas ukuran tatami (matras) yang digunakan sebagai alas berlatih Judo.Ukuran sebuah tatami minimal adalah 14 x 14 meter dan maksimal 16 x 16 meter.Daerah pertandingan berukuran minimal 9 x 9 meter dan maksimal 10 x 10 meter.Tiap tatami berukuran 1 x 2 meter sehingga jumlah tatami yang dibutuhkan oleh suatu Dojo sekurang-kurangnya sebanyak 128 lembar;18 lembar di antaranya berwarna merah sebagai pembatas daerah pertandingan.

Peraturan-Peraturan Judo

Peraturan-Peraturan Judo



Judo adalah salah satu cabang olahraga bela diri.  Dalam beladiri Judo, menyakiti lawan adalah sesuatu yang di larang, apa lagi jika sampai sampai berakibat fatal. Hal itu malah menjadi larangan dalam peraturan judo.  

Olahraga beladiri judo mempunyai beberapa peraturan. Antara lain; 1. Peraturan kelengkapan dan tempat, 2. Peraturan permainan atau pertandingan, 3. Peraturan tata krama, dan 4. Larangan-larangan dalam pertandingan judo . 

Masing-masing peraturan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Peraturan Kelengkapan

Peraturan kelengkapan meliputi; 

a. Lapangan Pertandingan Judo
    



Lapangan Judo  disebut Dojo beralaskan matras atau disebut juga dengan tatami. Lapangan Judo berbentuk persegi empat dengan luas tatami minimal adalah 14 x 14 meter dan maksimal 16 x 16 meter.Daerah pertandingan berukuran minimal  8 x 8 meter dan maksimal 10 x 10 meter.Tiap tatami berukuran 1 x 2 meter sehingga jumlah tatami yang dibutuhkan oleh suatu Dojo sekurang-kurangnya sebanyak 128 lembar;18 lembar di antaranya berwarna merah sebagai pembatas daerah pertandingan.

b. Pakaian (Judogi)

Pakaian khusus berwarna putih yang terdiri dari celana dan baju.Celana yang dipergunakan adalah celana panjang yang cukup longgar yang mempunyai ketinggian bagian bawah sekitar 5 cm di atas mata kaki.Sedangkan baju harus tebal dan longgar.Bagian tangannya harus panjang,sekitar 5 cm dari pergelangan  tangan dan lebarnya harus bisa dimasuki sampai ke batas siku,kira-kira selebar 10-15 cm. Karena jaket ini dirancang untuk menahan benturan tubuh akibat dibanting ke lantai, maka bahannya umumnya lebih tebal dari seragam karate (karategi) atau bela diri yang lain.

3. Ikat pinggang 

Ikat pinggang atau obi yang warnanya sesuai dengan tingkatan Masing-masing pejudo. Ikat pinggang harus cukup panjang sehingga menyisakan 20-30 cm menjuntai pada masing-masing sisi.

2. Peraturan Pertandingan

a.  Peraturan kelas pertandingan

Peraturan pertandingan judo dapat diadakan secara perorangan dan juga beregu. Beberapa kompetisi membagi Peraturan pertandingan menjadi 3 kategori, yaitu berdasarkan berat tubuh, berdasarkan tingkatan, dan berdasarkan  umur. Namun ada juga yang tidak mengenal pembagian apapun.

b. Lama pertandingan

Lama pertandingan judo berlangsung selama 3-20 menit. 

3. Menentukan Pemenang

Pemenang ditentukan dengan jalan judoka (Pejudo) yang memperoleh nilai tertinggi. Perolehan nilai yaitu jika seorang judoka dapat membanting atau mengkunci lawan. Jika setelah waktu yang ditentukan  habis pemain dengan nilai lebih tinggi yang menjadi pemenangnya.

Sistem penilaian dalam pertandingan judo adalah sebagai berikut:

Satu angka (ippon) dapat diperoleh dengan jalan:
  • Bantingan (nage waza): Jika judoka dapat mengungguli teknik lawan dengan membantingnya dengan tenaga dan kecepatan dengan punggung membentur lantai terlebih dahulu.
  • Kuncian (katame waza): Jika judoka berhasil mengunci lawan sehingga ia mengucapkan kata "Aku menyerah!" (maitta), atau menepuk lantai dua kali dengan tangan atau kaki, pingsan, atau jika kuncian tersebut berlangsung paling sedikit 30 detik (osae waza) dan diumumkan bahwa pertandingan berakhir (osae komi)

Setengah angka (waza ari) dapat diperoleh dengan cara:
  • Bantingan: Jika teknik judoka cukup bagus namun tidak sampai layak untuk menerima angka penuh.
  • Kuncian: Jika judoka berhasil mengunci lawannya selama paling tidak 25 detik.
  • Dua waza ari berarti satu angka, namun setengah angka saja tidak cukup untuk menentukan seorang pemenang, maka oleh para perancang pertandingan dibuatlah sistem angka tambahan.

Jika jumlah nilai yang diperoleh kedua judoka sama, biasanya akan ditentukan dengan cara pemungutan suara dari kedua hakim sudut dan juri (dengan total tiga suara).

3. Peraturan Tatakrama Pertandingan Judo

Judo adalah olahraga beladiri yang penuh tata krama. Kedua judoka membungkuk memberi hormat satu sama lain pada awal dan akhir pertandingan. Pada awal pertandingan kedua judoka saling berhadapan meluruskan telapak kaki mereka di belakang garis masing-masing di tengah-tengah arena dan berdiri tegak lurus. Lalu mereka saling membungkuk pada saat yang sama. Kemudian mereka maju satu langkah, diawali dengan kaki kiri, dan berdiri dengan posisi kuda-kuda alami (shizen hon tai). Sang juri atau wasit lalu berkata "Mulai" (Hajime) dan pertandingan pun dimulai.

Pada  akhir pertandingan kedua judoka kembali dalam posisi kuda-kuda alami dan menghadap satu sama lain satu langkah di depan garis mereka masing-masing. Juri kemudian mengumumkan hasil pertandingan, dan kedua kontestan mundur selangkah ke belakang garis dimulai dengan kaki kanan. Mereka lalu membungkuk lagi dan keluar dari arena.

4. Larangan Larangan Dalam Pertandingan Judo

Jumlah larangan-larangan yang tidak boleh dilakukan oleh pejudo adalah untuk laki-laki berjumlah 31 larangan sedangkan untuk pejudo putrid ada 32 larangan. Jika seorang judoka melakukan suatu pelanggaran maka akan dikenai empat tingkatan sanksi, tergantung seberapa berat pelanggaran yang dilakukan. Tiap-tiap terjadi pelanggaran, pertandingan dihentikan sejenak dan kedua judoka kembali ke garis masing-masing.

Berikut penjelasan masing-masing tingkat pelanggaran;

1. Pelanggaran ringan (shido) 

Adalah peringatan untuk pelanggar peraturan yang tidak seberapa berbahaya. Judoka diberi sangsi berupa peringatan. Jika pelanggaran ini dilakukan kedua kali maka sangsi akan ditingkatkan lagi. Jenis-jenis pelanggaran ringan yaitu:
  • Seorang judoka kehilangan semangat bertarung dan tidak menyerang selama lebih dari 30 detik
  • Melepas ikat pinggang lawan atau ikat pinggang sendiri tanpa izin dari juri
  • Melilit tangan lawan dengan ujung ikat pinggang (atau ujung baju)
  • Memelintir atau berpegang pada ujung lengan baju maupun celana lawan
  • Memasukkan bagian seragam lawan manapun ke dalam mulut (menggigit seragam lawan)
  • Menyentuh wajah lawan dengan bagian tangan atau kaki manapun
  • Menarik rambut lawan
  • Mengunci telapak tangan lawan dengan telapak tangan sendiri selama lebih dari 6 detik dalam posisi berdiri

2. Pelanggaran Kecil atau disebut juga “chui”

Pelanggaran ini tergolong lebih berat dari pelanggatran ringan. Sangsi pelanggaran ini berupa peringatan namun  lebih berat dari pelanggaran ringan. Pelanggaran ini memiliki efek negatif sebesar yuko. Contoh pelanggaran chui yaitu:
  • Memasukkan bagian kaki manapun ke seragam lawan, baik ikat pinggang maupun jaket, selama kuncian dilakukan lawan
  • Mencoba mematahkan jari lawan untuk melepaskan genggaman lawan
  • Menendang tangan lawan dengan kaki atau lutut untuk lepas dari cengkeraman lawan

3. Pelanggaran berat

Pelanggaran berat (keikoku) adalah pelanggaran yang dapat dikenai sanksi dan teguran keras. Judoka yang melakukan pelanggaran ini akan dikurangi nilainya sebesar setengah angka. Dua pelanggaran kecil memungkinkan dikenainya sanksi yang sama. Contoh pelanggaran-pelanggaran berat:
  • Mengunci lengan lawan (kansetsu waza) di manapun selain di sikut
  • Menarik lawan yang tergeletak menengadah ke atas di lantai dan kemudian membantingnya kembali
  • Seorang judoka melakukan tindakan berbahaya apapun yang bertentangan dengan jiwa judo.

4. Pelanggaran serius  (hansoku make)

Adalah pelanggaran yang dapat membuat seorang judoka didiskualifikasi karena melakukan pelanggaran yang sangat berat sehingga membahayakan baik lawannya maupun orang lain. Empat kali peringatan (shido) juga dapat dikenai sanksi ini.




Sejarah Judo

SEJARAH JUDO

    A.    Lahirnya Judo
Judo adalah salah satu cabang beladiri yang berasal dari Jepang dan telah menjadi olahraga populer di dunia saat ini. Judo diciptakan oleh Prifesssor Jigoro Kano atau Maha Guru Kano pada tahun 1882.
Judo yang diciptakan oleh almarhum Jigoro Kano tahun 1882 disebut juga “Nippon Den Kodokkan”. Untuk menjaga timbulnya aliran judo yang baru selain ciptaan Jigoro Kano maka dalam Anggaran Dasar Internasional Judo Federation (IJF) telah dicantumkan bahwa IJF mengakui hanya diciptakan oleh Jigoro Kano sebagai judo.
Jujitsu juga disebut Yawara atau Taijutsu. Jujitsu adalah sebagai induk dari judo, sebenarnya salah satu dari Bujutsu atau seni bela diri tradisional Jepang yaitu perkelahian tangan kosong. Sumber ilmu ini berasal dari suatu aduan tenaga pada zaman kuno di Jepang.
Jigoro Kano pada usia 18 tahun ingin menjadi kuat dengan cara mempelajari dua aliran jujitsu yaitu: 1. Tenjin Shinjo Ryu, dengan berguru pada Hachinosuke Fukude dan Masatomo Iso. 2. Kito Ryu, dengan berguru pada Tsenetoshi Iikubo. Selain mempelajari kedua aliran tersebut, beliau mempelajari juga  aliran-aliran lainnya dan mengumpulkan serta menyaring bagian-bagian yang baik dari setiap aliran.
            Bertahun-tahun beliau membandingkan dengan teori-teori dan mencoba dengan praktek dan berusaha supaya dapat dilakukan sebagai pengembleng rohani dan jasmani serta latihan untuk menentukan menang atau kalah.


    B.     Maksud dan tujuan judo
            Kata judo pada mulanya ditulis dengan dua huruf cina atau kanji dibaca judo. Kata judo terdiri dari dua suku kata yaitu  Ju dan Do. Ju berati kelembutan atau gentleness atau memberi jalan atau giving way dan Do berarti jalan atau cara.Jadi judo berarti cara yang lembut atau halus .
            Arti kelembutan disini ialah apabila seseorang yang lebih kuat mendorong saya dengan seluruh kekuatannya dan saya melawan dengan kekuatan saya maka tentu saya akan kalah atau jatuh.Untuk bisa mengalahkannya,saya akan mundur atau melangkah kesamping sambil menarik orang tersebut searah dengan arah dorongannya sehingga dengan demikian orang tersebut akan kehilangan keseimbangannya,pada saat itulah saya dengan mudah dapat melempar atau membanting dia dengan satu teknik lemparan.
            Dengan olahraga judo,tujuan membanting lawan hanya sebagaisalah satu cara untuk mengalahkan atau memperoleh kemenangan sesuai peraturan permainan atau pertandingan ;lahraga judo yang telah ditentukan IJF , jadi bukan untuk menyakiti,mencederai atau menghancurkan lawan.

.       C. Perkembangan Judo
Nama judo tidak lain dari jujitsu yang diubah.beliau berpendapat bahwa jujitsu dari dahulu kala tidak lebih dari satu bujutsu yang hanya melatih cara semacam penyerangn atau perlindungan saja. Tetapi judo yang disempurnakan dari jujitsu,walaupun bentuk randori dari kata serupa dalam cara latihan jujitsu tetapi yang menadi tujuan pokok atau utama judo ialah “Jalan Kebajikan“. Maka untuk mengembangkan Do daripada jutsu (teknik)maka beliau memberi nam Judo. Dan Dojo tempat berlatih judo diberi nama Kodokan.
Arti Kodokan adalah panti yang menggembleng jasmani dan rohani melalui latihan judo supaya nantinya dapat menjadi manusia yang dapat mendarma baktikan dirinya untuk masyarakat dan dunia .
Pada waktu Jigoro Kano berumur 23 tahun ,beliau mulai mengajarkan judo dan murid pertamanya hanya 9 orang .Tempat berlatih yang diberi nama Kodokan Judo didirikan di Eisyoji,Kitainari Shintaya di Tokyo dengan dojo yang terdiri hanya 12 lembara tatami.Sejalan dengan perkembangan dojo yang dari hari ke hari muridnya brtambah banyak serta kemahiran murid – muridnya juga sangat maju dan memperlohatkan prestasi yang tinggi dalam pertandinga –pertandingan .      
Kehadiran judo sebagai bela diri baru, mengakibatkan banyak jago – jago atau pendekar – pendekar jujitsu yang kurang senag dan menantang murid – murid Jigoro Kano untuk bertanding atau duel. Pada suatu hari ajakan jago – jago jujitsu diterima oleh pejudo – pejudo Jigoro Kano antara lain Shiro Saigo dan sakujiro Yokoyama untuk bertanding atau duel dan hasilnya dimenangkan oleh para pejudo.Sejak pristiwa tersebut kehadiran judo mulai diakui,judo dan juitsu menjadi bersatu dan saling menghormati.
Pada tahun 1911,Jigoro Kano mendirikan Persatuan Olahraga Nasional Jepang dan terpilih menjadi ketua, kemudian dipilih lagi menjadi pengurus IOC.Beliau sering mengunjungi Eropa dan Amerika dan pada setiap kesempatan ia memperkenalkan Judo diberbagai negara. Murid – murid beliau juga banyak yang berjasa mengembangkan Judo keberbagai negara sehingga tidak ada lagi yang tidak mengenal  Judo di dunia.
Di Jepang Judo dipelajari disekolah – sekolah kemudian menadi mata pelajaran. Judo juga dipelajari di Sekolah Polisi sebagai salah satu pendidikan untuk melatih fisik,mental dan beladiri.
          D. Olahraga Judo di Indonesia
Judo mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1942 ketika tentara Jepang mulai menjajah Indonesia . Pada hari – hari tertentu tentara Jepang berlatih Judo dilingkungan asramanya. Lama kelamaan mereka bergaul dan bersahabat dengan orang – orang Indonesia dan mengajak berlatih judo. Karena tempat latihan adanya hanya dilingkungan asrama tentara Jepang, teman yang diajak belajar judo betul – betul selektif, jangan sampai membahayakan mereka.
Pada tahun 1949 berdiri perkumpulan judo peertama di Jakarta bernama  “Jigoro Kano Kwai “ yang dipimpin oleh J.D. Schilder (orang Belanda ).Perkumpulan tersebut berlatih di Gedung YMCA ,Jalan Nusantara ,Jakarta.Anggota perkumpulan judo terdiri dari berbagai lapisan antara lain pelajar,mahasiswa,umum,ABRI,anak – anak,dewasa,pria dan wanita.Selain belajar judo mereka juga belajar jujitsu.
Tahun 1951 berdiri pula perkumpulan judo di kota Medan yang dipimpin oleh orang Jepang bernama Moriwa Wada,tingkatan judo dan 4 dengan nama perkumpulan Jigoro Kano Kwai Medan. Di Surabaya berdiri pila perkumpulan yang dipimpin oleh Soichi Makino dengan nama Indonesia Umar  (Dan V )kemudian dilanjutkan oleh G.W.Pantow.
Pada tanggal 20 Mei 1955 di Bandung ,didirikan  perkumpulan judo yang diberi nama Judo Institut Bandung (J|IB )oleh Letkol.TNI.abbas Soeriadinata,Mayor TNI.Uluk Wartadiredja,Letkol TNI.D. Pudarto, Pouw Tek Siang dengan pelatih T. Oki Supriadi (Jepang ).
Tahun 1955 tepatnya pada tanggal 25 Desember 1955,dibentuk organisasi judo Indonesia yang diberi nama Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI ),sebagai organisasi judo tertinggi di Indonesia yang mengatur atau mengelola kegiatan judo secara Nasional dan Internasional. Pada tahun itu juga PJSI telah diakui oleh Komite Olympiade Indonesia sebagai Top Organisasi Judo Indonesia.

Selasa, 10 Januari 2017

Teknik Judo Untuk Pemula

Selamat datang di blog saya,di blog ini saya akan sharing dengan kalian tentang teknik awal untuk pejudo awal. Dan ini ada beberapa teknik yaitu:

Macam-macam bantingan dalam Judo;





  • Sapuan lutut - hiza guruma
  • Jegal dari belakang - o soto gari
  • Jegal dari depan - 'ko uchi gari
  • Sapuan samping - deashi barai
  • Bantingan paha - uchi mata
  • Bantingan pangkal paha memutar - o goshi
  • Bantingan pangkal paha angkat - surikomi goshi
  • Bantingan pangkal paha sapuan - harai goshi
  • Lemparan bahu - seoi nage
  • Menjatuhkan tubuh - tai otoshi
  • Lemparan guling belakang - tomoe nage

2. Teknik Kuncian Dalam Bela Diri Judo

Teknik kuncian judo  dapat dibagi menjadi 3. yaitu teknik menahan, teknik jepit (shime waza), dan teknik sambungan (kansetsu waza). Teknik kuncian. Teknik kuncian dapat juga dilakukan dengan berbaring.

Macam-macam teknik kuncian dalam judo antara lain:

  • Kuncian pinggang - kesa gatame
  • Kuncian bahu - kata gatame
  • Kuncian empat sisi - yoko shiho gatame
  • Kuncian empat sisi atas - kami shiho gatame
  • Kuncian belakang - kataha jime
  • Kuncian kalung - okuri eri jime
  • Kuncian tangan - ude garami
  • Kuncian tangan silang - ude hishigi juji gatame

3. Teknik Penyerangan Dalam Bela Diri Judo

Teknik menyerang (atemi waza) dengan tendangan atau pukulan bahkan dengan senjata pisau atau pedang kadang digunakan untuk latihan bagi judoka tingkatan tinggi, walaupun dalam pertandingan resmi hal tersebut dilarang.



Comments system

Disqus Shortname